Kisah Inspiratif: Kuburan Semut
Pada suatu pagi di sebuah kelas Sekolah Dasar, seorang siswa tiba-tiba berteriak kepada gurunya:
“Aduhhhh, bu…semutnya banyak yang meninggal!â€, kala itu mereka tengah menunggu upacara yang diadakan pada siang hari tepat jam 12.00 WIB, sebuah upacara memperingati kelahiran salah seorang pahlawa veteran yang berdomisili di sekitar gedung sekolah.Â
Setelah menyapu lantai, Sang Guru perempuan pun kemudian bertanya kepada siswa yang berteriak tadi:Â
“ Apa semutnya masih ada lagi? â€, tanyanya.Â
Lalu dibalas,
"Iya, sudah tidak ada bu!" sembari menurunkan kakinya. Namun sesaat kemudain, ia kembali berteriak dengan gaduh:
"Wiiihh bu…semutnya banyak yang meninggal bu…" ucapnya.
Sambil tersenyum, guru itu bergumam dalam hati kalau ia ingin mengoreksi perkataan siswanya, karena kata meninggal kurang cocok disematkan kepada hewan. Sesaat kemudian ia berkata:
“Kalau mati dikuburkan lah…!, di buat kuburannya jugaâ€, ujarnya
Seketika itu pula, siswa tadi membuat kuburan dengan menggunakan tangannya, tapi karena tak cukup banyak yang tergali maka ia mengambil kayu untuk menggali tanah yang lebih dalam lagi. Tahukah apa selanjutnya yang di lakukannya? Dua semut yang ditemukannya mati karena terhimpit oleh kakinya saat ia ingin menurunkan kakinya ke tanah. Jadi ia mengambil kayu lagi untuk mematikan semut-semut tersebut! Lalu semut-semut yang telah dibunuhnya secara sadis itu diletakkannya di tanah yang telah digali sebelumnya dan di tutupnya dengan tangan kemudian diinjaknya sambil ditekan dengan sepatu hingga tanah yang telah digali sama rata.Â
Setengah heran, Sang Guru bertanya:
"Apa kamu tidak kasihan dengan
kuburan semut kalau sama rata begitu? Nanti semutnya dilangkahi orang lain?"
Tanpa menimpali gurunya, siswa tadi langsung mencari kayu untuk menggali kembali tanah nisannya dan tumbuh-tumbuhan liar yang panjang untuk menyejukkan kuburan semut tersebut dan sebagai tanda agar tak diinjak. Namun, mukanya langsung berubah tatkala menyadari teman-temannya malah menginjak kuburan semut walaupun sudah diberi tanda. Akhirnya, siswa itu pun menjaga kuburan semutnya agar suatu saat ada yang menginjak, ia bisa langsung memberitahukan.Â
Saat tengah menjaga kuburan semut itulah, ia temukan lagi satu semut yang mati. Kini, ia tak lagi berteriak kepada gurunya, tetapi langsung menggali kembali kuburan tersebut dan meletakkan semut itu bersama teman-temannya yang lain. Dengan kagum, sang Guru pun berkata,
"Nak, kamu kuburkan juga semut-semutnya?,"
"Iya Ibu, karena meskipun mereka sudah tidak hidup tetapi harus diperlakukan dengan layak, bersama dengan temen-temannya, agar nanti bisa menghadap Tuhan sama-sama," ujarnya.Â
Sobat, dari sosok polos yang masih berusia belia itu kita belajar arti kasih dan sayang serta kepedulian terhadap sesama makhluk Tuhan. Terkadang, kita masih ragu akan memberi bantuan kepada orang yang tidak kita kenal. Hal kecil yang dilakukan oleh anak itu mungkin tak seberapa, namun tentu akan ada balasan lebih bermakna yang akan ia terima.Â
Elin Septianingsih