Kisah Inspiratif: 2 Kurcaci Cerdas VS 2 Tikus Ulet
Tersebutlah dua ekor tikus bernama Sniff yang punya kemampuan dalam mengendus dan Scurry yang jago dalam melacak, mereka berdua sama-sama berpikir sederhana dalam segala sesuatu. Di sisi lain, ada dua kurcaci bernama Hem Si Kaku dan Scurry Si Aman, keduanya punya kemiripan dengan sifat menusia, sama-sama dikarunuai akal pikiran serta kompleksitas emosi. Namun dalam kenyataannya, Sniff dan Scurry lebih unggul dari Hem dan Haw ketika mereka terjebak dalam situasi sangat sulit dalam labirin yang sama. Yaitu saat persediaan cheese (makanan) habis.
Di sinilah kepingan puzzle kehidupan mulai terbuka lebar, ketika tikus-tikus, Sniff dan Sucrry menggunakan metode trial and error dalam mencari cheese. Mereka berdua berlari dari satu lorong ke lorong lainnya untuk menemukan cheese. Jika lorong itu kosong, maka mereka akan berbalik arah dan mulai mencari lorong lainnya lagi dengan mengingat lorong mana saja yang tidak menyimpan cheese.
Sniff bertugas sebagai pelacak dengan mengendus-endus melalui indera penciumannya yang tajam, sementara Scurry akan berlari secepatnya. Mudah ditebak, mereka sering kali gagal dan mungkin lebih banyak gagalnya dibandingkan keberhasilan dalam mencari cheese. Namun meski kerap menabrak tembok yang buntu, mereka terus berusaha, berusaha dan berusaha semaksimal mungkin. Selayaknya usaha mereka sebagai tikus, binatang pengerat.
Begitu juga dengan kedua kurcaci, Hem dan Haw. Mereka berdua juga menggunakan kemampuan berpikir dan belajar dari pengalaman mereka yang mirip manusia. Namun justru kelebihan mereka yang mempunyai akal dan pikiran serta emosional menjadikan mereka menjadi tidak percaya diri dan bersikap apatis. Kegagalan demi kegagalan dalam mendapatkan cheese bukannya disikapi dengan baik dan terus berusaha seperti kedua tikus. Hem dan Haw malah saling menyalahkan satu sama lain, dengan dalih:
"Kenapa kamu terlalu banyak memakan cheese hingga sekarang ini habis?"
Singkat cerita, dapat diketahui bahwa sebuah pemikiran sederhana disertai kerja keras dapat mengalahkan kemampuan otak cerdas namun tidak melalukan tindakan apapun. Sniff dan Scurry mengungguli Hem dan Hauw bukan karena kepintaran mereka, namun disebabkan mereka mau menerikam keadaan yang sulit dan menjalani dengan ikhlas hingga berhasil. Sniff dan Scurry mau berubah menyesuaikan diri dengan perubahan sekitar, sementara Him dan Hew tetap terpaku pada kesuksesan masa lalu mereka tanpa menyadari bahwa itu semua telah berubah.
Seperti ucapan Thomas Alfa Edison, bahwa Jenius itu 99% kerja keras dan hanya 1% bakat. Dengan kerja keraslah maka seseorang akan berhasil, meski dilahirkan sebagai orang bodoh sekalipun. Kisah mereka mengajarkan kita agar menyikapi sebuah perubahan dengan menjalaninya terlebih dahulu. Pada intinya, nikmati prosesnya karena banyak pelajaran yang didapatkan.
Diambil dari kisah dalam buku Who Moved My Cheese? Penulis : Spencer Johnson
Elin Septianingsih