Pindah Kerja Jangan Gegabah!
Tahun 2015 sebentar lagi akan segera tiba. Tentunya sobat memiliki banyak
resolusi untuk tahun baru ini, bukan? Mungkin salah satunya adalah untuk
masalah pekerjaan . Tentu saja sangat normal bagi sobat Souja mengharapkan bonus, promosi atau sekedar berharap gaji bisa naik. Jika merasa perusahaan yang sekarang ini tak lagi sesuai dengan harapan sobat, pindah kerja merupakan salah satu alternatif terbaik.
Semua sah-sah saja. Toh semua keputusan berada di tangan sobat. Namun, jangan lupa,
pindah kerja juga ada etikanya. Konon, watak sejati seorang pekerja atau profesional tidak hanya bisa dilihat dari perilakunya ketika datang pertama kali ke sebuah kantor untuk melamar pekerjaan. Melainkan, juga bisa dilihat bagaimana yang bersangkutan ketika mau resign. Seorang karyawan yang memiliki integritas akan mengundurkan diri dengan cara sebaik-baiknya. Ibarat kata, datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Bagi sebagian orang
pindah kerja adalah hal yang sederhana, seperti mengajukan surat pengunduran diri dengan sopan minimal sebulan sebelum tanggal keluar, pamitan dengan rekan kerja, melunasi utang-utang (jika ada) dan mengucapkan terima kasih kepada atasan dan rekan kerja. Namun pada kenyataannya tak sesederhana itu ketika tiba saat untuk mempraktikkannya.
Banyak karyawan yang
pindah kerja bertindak gegabah. Seperti misalnya terlambat memberi surat pemberitahuan berhenti bekerja, mengambil properti kantor, tidak melunasi utang-utang yang ada bahkan tidak pamitan dengan atasan dan juga rekan kerja lainnya. Ada juga tipe orang yang ogah-ogahan bekerja di hari-hari terakhirnya di perusahaan atau mengambil cuti padahal sudah masuk kerja di tempat baru, semua untuk mendapatkan gaji dan transport dari perusahaan lama. It`s rude, duh!
Satu hal yang perlu diingat oleh sobat yang hendak resign adalah jangan sampai meninggalkan permusuhan dengan bos maupun rekan sekerja di kantor lama. Bukan hal yang mustahil bahwa suatu saat kelak, sobat akan bertemu lagi dengan mereka, sebagai bos ataupun teman sekerja. Di samping itu, sobat mungkin suatu saat masih membutuhkan bantuan mereka, misalnya meminta surat rekomendasi untuk melamar kerja di tempat yang lain lagi, atau untuk mengajukan beasiswa. Beranikah sobat datang ke kantor lama menghadap bekas bos –dan bertemu lagi dengan teman-teman lama– yang sudah dijelek-jelekkan?
Sekali lagi, dunia sempit. Reputasi seseorang bisa menyebar dengan luas di luar dugaan. Seorang karyawan yang keluar dari satu perusahaan dan pindah ke perusahaan lain dengan baik-baik niscaya reputasi profesionalnya akan terus terjaga dan sampai ke telinga calon bos-bos atau calon teman-teman baru.
Jadi, jika sobat Souja berencana
pindah kerja , jangan gegabah ya!
Nur Aini