Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Scroll To Continue With Content
https://www.sambilanku.id/vmce/masuk

Yuk Mengetahui Informasi Tentang Susu Kental Manis

Copy to clipboard copy-link
Yuk Mengetahui Informasi Tentang Susu Kental Manis
Halo Sobat Souja, kehebohan susu kental manis setahun terakhir menarik perhatian para akademisi dan peneliti gizi dari kalangan perguruan tinggi. BPOM memang sudah meluruskan bahwa susu kental manis adalah produk susu. Namun, masih banyak informasi simpang siur soal ini.


Untuk menjawab berbagai informasi simpang siur tentang susu kental manis, Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengadakan seminar sehari berjudul Literasi Gizi: Belajar dari Polemik Kasus Susu Kental Manis, akhir pekan lalu.


Faktanya dibandingkan beberapa negara di ASEAN, konsumsi susu nasional tergolong rendah. Berdasarkan data BPS 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter/kapita/tahun. Angka ini sangat kecil dibandingkan data USDA Foreign Agricultural Service 2016 yang menyebutkan konsumsi susu Malaysia mencapai 50,9 liter; Thailand (33,7 liter), dan Filipina (22,1 liter).


Sementara produksi susu segar di Indonesia baru mencapai 920.093,41 ton pada 2017. Angka ini hanya naik 0,81 persen dari tahun sebelumnya yang 912.735,01 ton. Ini artinya budaya minum susu di Indonesia memang masih rendah. Dan dari berbagai jenis susu yang beredar di pasar, susu kental manis merupakan jenis susu yang paling banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia.


Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI) Ir Ahmad Syafiq MSc PhD, mengatakan susu kental manis memiliki kandungan energi yang diperlukan untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat, termasuk anak-anak. Maka itu, susu kental manis tidak masalah dikonsumsi secara proporsional. Tapi kalau sudah berlebih, apa pun juga tidak boleh.


"Kandungan lemak dan gula dalam susu kental manis sudah diatur dalam Perka BPOM No 21/2016 tentang Kategori Pangan dan Standar Nasional Indonesia No 2971:2011 tentang susu kental manis. Dalam aturan itu disebutkan, kombinasi gula dan lemak pada produk ini adalah 51-56 persen dengan kandungan gula 43-48 persen. Susu kental manis sebagai minuman harus dicampur dengan air, sehingga setelah dilarutkan sesuai saran penyajian, kandungan susu kental manis memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 3,5 gram, total padatan susu bukan lemak tidak kurang dari 7,8 gram, dan kadar protein tidak kurang dari 3 gram, ujar Ir Ahmad.


Perlu diingat, lanjut dia, semua jenis makanan saling melengkapi. Tidak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Siapa saja boleh mengonsumsi susu kental manis dalam jumlah tidak berlebihan. Namun perlu diingat, susu kental manis tidak cocok untuk bayi (0 12 bulan) dan bukan untuk menggantikan ASI. Susu kental manis boleh disajikan sebagai minuman, tapi tentu untuk balita harus disesuaikan penyajiannya dan bukan sebagai asupan tunggal.


Kementerian Kesehatan pada 2015 menggelar Survei Diet Total untuk masyarakat Indonesia. Hasilnya, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan pasokan energi. Itu belum termasuk kekurangan asupan gizi lainnya, sehingga konsumsi gula secara wajar tidak menjadi persoalan, karena unsur makanan ini adalah sumber energi. Kondisi tubuh yang kekurangan energi justru berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Sebab, tubuh secara otomatis akan memenuhi kebutuhan energinya dengan mengambil protein dan lemak pada tubuh.


Padahal, dua unsur makanan tersebut merupakan kebutuhan utama bagi pertumbuhan. Survei Diet Total 2014 juga menemukan bahwa pada anak balita di Indonesia, rata-rata konsumsi susu kental manis tergolong rendah, yaitu hanya 9,4 gram per hari. Hanya kontribusi konsumsi gula juga rendah ,yaitu hanya 5 gram per hari. Masih jauh di bawah anjuran WHO mengenai konsumsi gula tambahan yang dibolehkan, yaitu 50 gram per hari.


Sementara Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman MS, Guru Besar IPB, menyatakan bahwa susu kental manis terbuat dari susu segar, kemudian ada kandungan lain seperti susu skim, susu skim powder, gula, susu bubuk whey, buttermilk powder, serta palm oil.


Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu. Merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Gula yang ditambahkan digunakan untuk mencegah kerusakan produk. Produk susu kental manis lantas dipasteurisasi dan dikemas secara kedap (hermetis), jelas Ahmad.


Karakter susu kental manis


Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Dr Marudut Sitompul MPS menambahkan, Susu kental manis memiliki dua karakteristik dasar, yaitu memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen dan kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen (plain). Namun, sejumlah data tidak resmi yang beredar menyebutkan kandungan gula dan lemak di susu kental manis lebih dari 70 persen, yang mana kandungan gula melampaui 60 persen. Data ini memunculkan persepsi salah mengenai susu kental manis, sehingga berpotensi menimbulkan polemik.


Menurut dia, susu kental manis adalah minuman bergizi, tidak bisa disamakan dengan minuman manis atau air tajin yang sering diberikan kepada anak. Gula dalam susu kental manis bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Tambahan gula atau added sugar dalam susu kental manis bila disajikan sesuai takaran atau aturan dari BPOM, terdapat 14 gram gula dalam satu gelas sajian. Selain itu, hingga kini tidak ada data yang menyebutkan bahwa susu kental manis dapat menimbulkan diabetes atau pun obesitas. Ia menyampaikan bahwa bukti-bukti ilmiah yang ada, salah satunya seperti yang dikemukakan oleh WHO, adalah bahwa kegemukan dan obesitas terutama lebih disebabkan oleh kelebihan total asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik.


Ketua Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah MS menjelaskan, Dari sisi budaya dan sejarah, susu kental manis sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman di Indonesia sejak zaman dahulu. Berbagai produk makanan lokal juga menggunakan susu kental manis dalam resepnya. Dari sudut pandang sosial, keberadaan susu kental manis sampai saat ini masih menjadi pilihan keluarga bagi kebutuhan konsumsi susu di kalangan masyarakat."


Berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional pada 2016, rumah tangga masyarakat kota maupun desa di Indonesia paling banyak membeli susu jenis kental manis sebesar 66,1 persen. Oleh karena itu, tak heran jika bergulirnya berita miring mendapatkan perhatian besar dan mengubah persepsi masyarakat yang selama ini aman-aman saja mengonsumsi susu kental manis, ujar Prof Hardinsyah. 

Rizal Aditya

Rizal Aditya

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel

https://www.sambilanku.id/vmce/masuk