Terima Kasih, anda telah berlangganan dengan Soulofjakarta.id, Anda akan menerima update informasi dari kami via email
Gagal
Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !
Scroll To Continue With Content
Kisah Semangkuk Es Krim
Copy to clipboard
Pada suatu hari, seorang anak berusia 10 tahun memasuki kedai es krim dan duduk di sebuah meja. Seorang pelayan menghampiri dan menaruh segelas air di depannya.
“Berapa harga untuk semangkuk es krim ukuran besar?†Tanya si Anak
"Lima puluh ribu,†jawab si pelayan.
Anak kecil itu menarik tangannya keluar dari saku dan menghitung sejumlah uang koin di dalamnya.
“Kalau harga untuk semangkuk es krim yang kecil?†Anak itu bertanya lagi. Beberapa orang tamu yang menunggu terlihat gelisah untuk minta segera dilayani. Pelayan mulai sedikit tidak sabar.
"Tiga puluh lima ribu!†kata pelayan dengan kasar.
Anak kecil tersebut menghitung koin lagi, dan akhirnya mengatakan “Saya ingin membeli semangkuk es krim yang kecil saja†katanya.
Â
Pelayan membawakan es krim pesanan dengan tidak ramah. lalu meletakkan tagihan di atas meja dan berjalan pergi meninggalkan si anak. Setelah anak itu selesai memakan es krim, ia membayarnya di kasir dan pulang.
Ketika si pelayan datang kembali untuk membersihkan meja, ia mulai mengelap meja dan kemudian terkejut apa yang dia temukan. Di meja tersebut, ditempatkan rapi di samping piring kosong, uang koin senilai lima belas ribu tip untuk si pelayan dari anak yang tadi dia anggap remeh. Ternyata, ini alasan kenapa si anak tidak memilih membeli es keim ukuran besar, agar dapat memberikan tip kepada pelayan.
Bukankah kita sering kali bersikap seperti pelayan tadi? cepat menghakimi orang lain. Selalu melihat keadaan atau dari luarnya atau kejadian dari satu sisi saja.Â
Dan cerita diatas, tindakan anak kecil yang membuat pelayan jengkel ternyata berujung niat baik. Sayangnya, si pelayan terlambat menyadarinya.
Mari belajar untuk memahami suatu kejadian dari berbagai sisi, sehingga kita mengambil keputusan yang tidak kita sesali dikemudian hari.
