Kisah Inspiratif: Menimba Ilmu
å”å (KÅng ZÄ) atau biasa dikenal dengan nama Confucius adalah seorang guru/pendidik yang luar biasa 教育家 (Jiào Yù JiÄ ). Dalam mengajar, ia tidak pernah membeda-bedakan apakah ia keturunan bangsawan atau petani, dari daerah mana, dengan gender apa. Semuanya pasti diterimanya sebagai murid, sepanjang orang tersebut punya 2 hal yang sangat dilihat oleh Confucius. Seseorang akan direkrutnya sebagai murid 弟å(Dì ZÄ) jika mereka memiliki:
1. 潜力(Qián Lì) atau Potensi
2. 决心(Jué XÄ«n) atau Determinasi yang kuat.
Tahukah kamu bahwa selama hidupnya Confucius sudah mendidik 3.000 murid? Sebanyak 72 di antaranya berubah menjadi æ ‹æ¢ä¹‹æ(Dòng Liáng ZhÄ« Cái) atau orang-orang yang mempunyai kemampuan luar biasa dan menjadi orang-orang berpengaruh di berbagai daerah di Tiongkok pada waktu itu. Namun begitu, sekalipun Confucius terkenal sebagai guru yang banyak memberi ilmu, dia tidak pernah berhenti juga dalam hal belajar.
Lihatlah apa yang dituliskan oleh murid-muridnya yang ada di kitab The Analects atau 論語 (Lún YÇ”). Menurut mereka, Sang Guru berkata,
“Jika kamu melihat saya berjalan dengan 2 orang lainnya, mereka adalah guru-guru saya. Saya akan mengikuti hal-hal baik yang mereka miliki dan menghindari hal-hal yang buruk padanya.”
Sobat Souja,
Mengajar dan Belajar adalah 2 proses di dalam kehidupan ini yang terus berlangsung selama hidup. Jika kita mengajar terus menerus, lalu apakah ilmu kita akan habis? Jawabannya adalah tidak! Lihatlah ilustrasi di bawah ini:
Sebuah sumur bila ditimba airnya setiap hari, dengan mengabaikan faktor musim atau cuaca, apakah akan menjadi kering airnya suatu ketika? Jawabannya adalah tidak bukan? Air sumur tersebut tidak pernah kering & akan terus ada air di dalamnya sekalipun terus menerus ditimba airnya. Anehnya, jika dalam satu hari saja airnya tidak ditimba, ketinggian air yang ada di dalam sumur itu juga tidak meningkat, tetap saja seperti semula. Inilah hukum alam. Dimana di dalam alam semesta terdapat misteri yang bertujuan untuk selalu memberi.
Sesungguhnya kehidupan kita juga sama & serupa dengan sumur ini. Pada umumnya orang berpikir bahwa kalau ia memberi apa yang dimilikinya pasti akan berkurang apa yang dimilikinya. Tapi kalau kita mau belajar dari sumur ini, semakin banyak memberi akan semakin banyak air baru yang mengalir kepadanya. Dalam hal memberi tidak harus dalam bentuk uang atau materi. Kita bisa memberi ilmu yang kita miliki. Saat kita mengajarkan & memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita juga akan semakin meningkat. Kita perlu terus mengembangkan sikap mental memberi yg murni, dan setiap orang pun pasti bisa melakukannya. Kelak, manfaat langsung yg bisa kita rasakan saat memberi seperti perasaan kepuasan batin akan mengalir dalam hidup kita. Dan inilah sebenarnya kebahagiaan yg sejati.
Sumber: Andriewongso.com
Elin Septianingsih