Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Biyan Wanaatmadja, Otak di Balik Brand Fashion (X)S.M.L

Copy to clipboard copy-link
Biyan Wanaatmadja, Otak di Balik Brand Fashion (X)S.M.L
Sobat tentu kenal dengan salah satu brand fashion Tanah Air yang namanya populer dan mendunia, (X)S.M.L. Dibalik kesuksesannya, rupanya ada sosok bernama Biyan Wanaatmadja yang mendesign produk fashion tersebut. Jalan berliku ia lewati sebelum bisa di posisi sekarang. Tak seperti kebanyakan orang, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 20 Oktober 1954 ini di masa kecilnya mengaku tidak pernah punya cita-cita. Begitu lulus SMA, bungsu dari empat bersaudara pasangan Surya Wanaatmadja dan Elizabeth Jonathan ini bahkan tak tahu hendak melanjutkan ke mana. Biyan kemudian memilih meneruskan studinya hingga jauh ke negara Jerman karena kebetulan ia memiliki saudara yang tinggal di sana.


Lantaran merasa memiliki minat pada tata warna dan bakat menggambar, Biyan memilih jurusan arsitektur di sebuah perguruan tinggi di Jerman. Namun baru menginjak semester dua, pikirannya berubah. Setelah mendapat persetujuan dari ibunya, Biyan akhirnya memutuskan untuk pindah jurusan. Sekolah desain mode Mueller & Sohn Pricatmodeschule di Duessedorf, Jerman, menjadi tujuannya. Baru dua tahun Biyan menuntut ilmu di sekolah tersebut, Biyan kemudian pindah ke London, mengambil kuliah desain di London College at Fashion London, England, sambil bekerja sebagai desainer freelance di sebuah pabrik garmen di Italia.


Pada tahun 1983, setelah menamatkan kuliah, ia langsung bekerja magang di rumah fashion Erico Covery di Florence, Italia. Di tempat itu, Biyan giat menggelar fashion show untuk memperkenalkan hasil rancangannya. Setelah sebelas tahun membangun karirnya di Eropa, keluarga menyuruh Biyan pulang ke kota kelahirannya, Surabaya, dan memintanya untuk berkiprah di negeri sendiri. Tiga minggu pertama kepulangannya, ia belum punya rencana apa-apa.


Karena bosan tidak berbuat sesuatu, Biyan mulai berpikir untuk membuat koleksi desain. Karya-karya Biyan pada waktu itu banyak disorot media. Dari situ kebimbangan Biyan menatap masa depannya mulai terjawab. Bermodal empat buah mesin jahit Biyan meluncurkan koleksinya yang berlabel BIYAN di tahun 1984. Sebagai desainer yang memiliki banyak kesibukan, ia juga sempat bolak-balik Surabaya-Jakarta. Pada suatu hari, panitia sebuah pagelaran busana di Jakarta mengundangnya untuk ikut serta bersama sejumlah desainer lain. 


Penampilan Biyan saat itu mendapat respon positif dari masyarakat. Lama kelamaan, nama Biyan sebagai desainer fashion tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan. Nama Biyan bahkan telah dikenal di pasar Timur Tengah, sampai Eropa. Namun Biyan mengaku belum melangkahkan kakinya ke dunia internasional. Meski sudah melebarkan ekspansinya dengan mendirikan butik di sejumlah negara di Asia, Biyan lebih memilih untuk tetap eksis di Tanah Air dibandingkan harus mendunia. Meski ia tak memungkiri keinginan untuk go international merupakan impian setiap orang. Namun dengan bijak ia mengatakan bahwa ia masih punya tanggung jawab, dan merasa memiliki Indonesia


Biyan menambahkan, bekerja di Indonesia maupun go international sama pentingnya, dan ia juga percaya bahwa Indonesia juga merupakan bagian penting dari dunia internasional karena meskipun butiknya berlokasi di Jakarta akan tetapi banyak sekali pelanggan yang datang dari berbagai negara. Tak hanya itu saja, Biyan juga mengungkapkan, kesuksesan juga dapat digapainya di dalam negeri selagi ia mampu memberikan yang terbaik.


Sumber: Tokohindonesia.com
Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel