Targetkan 20 Ribu Pengunjung, Muslim LifeFair Suguhkan Ragam Acara Menarik
Senin, 20 Maret 2023
Terima Kasih, anda telah berlangganan dengan Soulofjakarta.id, Anda akan menerima update informasi dari kami via email
Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !
Cara kerjanya, pewarna fluoresens dilepas dari kapsul-kapsul mungil ketika bakteri yang menginfeksi luka mengeluarkan toksin.
Infeksi ini bisa melambatkan proses penyembuhan luka, berujung pada perawatan yang lebih lama di rumah sakit dan terkadang bekas luka permanen. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi bisa mengakibatkan kematian.
Dengan plester temuan para ilmuwan, proses identifikasi infeksi bakteri bisa berjalan lebih cepat sehingga dokter dapat mengatasinya dengan tangkas, terutama pada anak-anak yang mengalami luka bakar.
Anak-anak rentan terhadap infeksi bakteri karena sistem pertahanan tubuh yang belum matang.
Bakteri kebal antibiotik
Selama ini sangat sulit mendiagnosa infeksi dengan cepat tanpa membuka plester. Proses ini bisa menyakitkan dan membuka lebih banyak luka.
Karena itu, dokter biasanya memberikan antibiotik untuk pencegahan sebelum keberadaan infeksi dipastikan.
Namun, pemberian antibiotik tanpa adanya infeksi dapat membuat bakteri kebal terhadap antibiotik, dan kekebalan ini merupakan masalah kesehatan utama.
Dr. Toby Jenkins, ahli kimia biofisik di Bath, mengatakan, "(temuan) ini bisa membantu menyelamatkan nyawa."
Tim pengembang mendapatkan dana hampir 1 juta poundsterling (sekira Rp20,8 miliar) oleh Dewan Riset Medis di Inggris untuk menguji respon purwarupa plester terhadap sampel kulit yang diambil dari korban luka bakar.
Fans Screening Demon Slayer: To The Swordsmith Village Disajikan Dengan Exclusive Merchandise
9 Gaya Rambut Wanita untuk Wajah Bulat, Ciptakan Ilusi Tirus
Harga Tiket Museum Macan, Cara Beli, dan Fasilitasnya