Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Kisah Inspiratif: Belalang & Anjing Penjaga

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Belalang & Anjing Penjaga
Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini merupakan belalang dengan lompatan tertinggi di antara para keluarga belalang. Ia sangat membanggakan kemampuannya tersebut. Sehari-harinya ia melompat dari tanah lalu hinggap ke dahan-dahan pohon yang tinggi untuk memakan dedaunannya. Suatu hari dari atas pohon tersebut, ia memandangi satu desa nun jauh yang kelihatannya indah dan sejuk. Satu keinginan terbersit di hatinya untuk suatu hari melakukan perjalanan ke sana. 


Dan datanglah hari yang dinantikannya. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan luapan semangat, kedua sahabat itu pergi bersama. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang muda pun bertanya kepada anjing, 


“Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”


“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan congkak.


Mendengar perkataan si anjing, hati belalang muda jadi panas. Dia lalu berkata lagi, 


“Oh! tidak semua binatang bisa kamu kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang lompatannya paling tinggi diantara kita.”


“Baik,” jawab si anjing. 


“Ada pagar tinggi di depan sana. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”


Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Si anjing yang mendapat kesempatan pertama melakukan lompatan. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut. Berikutnya giliran si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Ia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata tetap gagal.


Si anjing lalu menghampiri belalang dan seraya tertawa berkata, 


“Wahai, belalang, kini apa lagi yang mau kamu katakan? Kamu sudah kalah.”


“Belum. Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua?”


“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.


“Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan dinilai bukan berdasarkan seberapa tinggi dia melompat, tapi berdasarkan dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali dari tinggi tubuhnya.”


Anjing kembali yang mendapatkan kesempatan pertama. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.


“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.


“Tidak perlu. Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang. Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri.”


Sumber: Termotivasi.com

Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel