Kisah Inspiratif: Lumba-lumba dan Singa
Pada suatu ketika, seekor lumba-lumba tengah memunculkan kepalanya di atas air. Hal tersebut dillihat oleh seekor singa jantan yang tak sengaja melintas. Sang singa pun segera memanggil lumba-lumba untuk berbicara. Dalam pembicaraan tersebut singa menawarkan sebuah kesepakatan bahwa dia adalah raja hutan dan lumba-lumba sebagai
penguasa lautan. Lumba-lumba pun setuju dengan kesepakan tersebut. Keduanya akhirnya akrab satu sama lain.
Beberapa tahun pun berlalu. pada suatu hari Singa harus bertarung dengan banteng. Lagi-lagi untuk memperebutkan posisi sebagai penguasa hutan dan predikat sebagai hewan terkuat di daratan. Semua hewan di hutan pun berkumpul untuk menyaksikan salah satu momen bersejarah. Pertempuran hebat tak terelakkan. Banteng dan singa saling serang tanpa ampun. Banteng mulai terluka, begitu juga dengan singa yang mulai kehabisan stamina.
Singa pun berpikir untuk mencari bantuan. Seketika ia berteriak kepada sahabatnya, lumba-lumba. Disertai auman kerasnya, sang singa memanggil lumba-lumba,
"Lumba-lumba bantu aku melawan banteng ini! Kau khan sahabatku. Kita sama-sama penguasa!," begitu pinta Singa.
Lumba-lumba pun menjawab
"Aku ingin membantumu tapi aku tidak bisa keluar dari air" jawab lumba-lumba yang sebenarnya mengkahawatirkan kondisi singa.
Mendengar jawaban itu, Singa merasa lumba-lumba telah berkhianat.
"Hai lumba-lumba! Kamu telah mengkhianati kesepakan kita"
Lumba-lumba menyanggah
"Aku bukanya tidak mau menolongmu Singa, tapi aku ditakdirkan untuk tidak di darat. Jika aku melakukannya, maka aku bisa mati!"
Singa pun tertegun dengan ucapan sahabatnya.
Sobat Souja,
Kadang ketika kita tidak bisa menolong seorang teman atau kerabat, mereka merasa kesetiakawanan kita rendah, bahkan dianggap tidak memihak. Hal ini membutuhkan penjelasan agar mereka mengerti.
Elin Septianingsih