Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Scroll To Continue With Content
https://www.sambilanku.id/vmce/masuk

Kisah Inspiratif: Topeng

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Topeng
Pada suatu hari, ada seorang pemuda bernama Tony yang punya perangai buruk. Perilakunya kasar, pemarah dan angkuh. Sifatnya tersebut justru merugikan citra dirinya di mata orang lain ia sering dijauhi orang. Seorang teman pernah memberinya nasihat:


“Kalau ingin bahagia, kamu harus selalu berpikir dan bertindak yang menyenangkan. Untuk itu kamu perlu mengenakan topeng ini,” 


Jangan bayangkan itu sebuah topeng tradisional dari kayu seperti dalam panggung pertunjukan. Topeng itu terbuat dari bahan seperti kulit manusia, sehingga orang lain tidak menyadari. Benarlah. Sejak mengenakan topeng, hidup Djoko terasa lebih menyenangkan. Orang-orang yang bertemu dengannya selalu menunjukkan sikap ramah dan gembira. Padahal sebelumnya, jarang sekali orang tersenyum pada  Djoko, biasanya mereka diam atau takut. Seiring berjalannya waktu, ia jadi mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Ia bisa menghargai orang lain dan menyenangkan mereka.


Namun demikian lama-kelamaan batinnya tersiksa, 


“Meski topeng ini sudah begitu banyak memperbaiki kehidupanku, tapi ini palsu. Ini bukan wajah asliku,” begitu pikirnya. Lantas ia memutuskan mengelupas topeng dan memperlihatkan jati diri sebenarnya, meski risikonya bisa ditinggalkan para sahabat.


Betapa terperanjatnya Djoko di depan cermin ketika mendapati kerutan-kerutan di alisnya sudah halus. Guratan cemberut di wajahnya sebelum memakai topeng itu, hilang. Sementara lengkungan bibirnya menciptakan senyuman yang manis. Wajahnya kini persis seperti topeng yang baru saja dikelupas. 


“Luar biasa! Aku terlahir jadi orang baru.” Kabar gembira itu ia sampaikan kepada sang teman.


“Sesungguhnya inilah wajah aslimu. Topeng itu hanya untuk mengingatkan kamu kembali,” begitu komentar temannya singkat.


Petuah klasik di atas rasanya masih terlalu faktual meretas zaman. Tak keliru bila sastrawan sohor Inggris pemenang Nobel Kesusasteraan 1923, William Butler Yeats, mengiyakan. “Menurutku, kebahagiaan itu tergantung pada kekuatan kita dalam mengenakan topeng diri yang berbeda. Kegembiraan, kreativitas hidup adalah proses kelahiran kembali diri kita menjadi orang lain, yang tak memiliki memori, yang tercipta dalam sesaat dan terus-menerus diperbaharui.


Sumber: Intisari Online

Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel

https://www.sambilanku.id/vmce/masuk
https://www.sambilanku.id/vmce/masuk