Kisah Inspiratif: Sekantung Keripik Kentang
Pada suatu sore, Rey baru pulang dari toko
buku dan memutuskan untuk duduk di taman kota sambil melihat buku-buku yang baru saja dibelinya. Ia lalu melihat tukang keripik kentang yang lewat dihadapannya.Â
"Wah, baca buku sambil makan keripik kentang sepertinya enak juga. Aku lebih baik duduk-duduk di taman ini saja sambil menunggu petang tiba. Lagipula orang tuaku masih di luar kota dan baru kembali nanti malam," gumam Rey dalam hati.Â
Ia pun membeli keripik kentang dan memilih varian rasa pedas.Â
"Mas, saya beli yang pedas ya, Rp 15.000,"Â
Tidak perlu menunggu lama hingga sekantung keripik kentang ada di tangan Rey. Ia lantas memilih bangku panjang yang menghadap sejajar dengan air mancur. Di bangku panjang itu dilihatnya seorang anak kecil, Rey melemparkan senyum kecil lalu melanjutkan membaca salah satu novel. Namun, lama kelamaan Rey merasa terganggu dengan anak kecil yang mengambil keripik kentang dari kantung yang terletak diantara mereka. Tak henti-henti nya anak itu mengambil satu persatu keripik kentang sambil tersenyum.Â
Rey sepertinya tak mau ambil pusing dan meributkan hal sepele, ia mencoba bersabar dengan peristiwa yang tengah dialaminya. Setiap Rey ambil satu keripik, anak itu pun mengambil satu keripik sambil tersenyum kepada Rey. Hingga tibalah satu keripik tersisa. Rey diam, sambil menanti apa reaksi anak kecil itu. Dengan senyum yang agak kaku (gugup) anak itu pun berkata:Â
â€Keripik yang terakhir ini untuk kakak sajaâ€
Diberikannya kantong keripik itu kepada Rey yang tengah menahan amarahnya. Dalam hati pun Rey memarahi anak itu dan menyebutnya sebagai anak tidak tahu malu. Sesaat setelah itu Rey pun beranjak pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ia lemparkan tasnya ke atas kasur, terlamparlah sekantung keripik kentang dari dalam tas. Rey pun sangat terkejut. Itu adalah keripik kentang yang sore tadi dibelinya, masih utuh.Â
"Kalau keripiknya ada disini itu berarti......keripik yang aku makan tadi adalah milik anak kecil itu. Anak kecil yang sudah kumaki dalam hati, anak kecil yang saya bilang tidak tahu malu, justru berbaik hati mau berbagi dengan aku orang yang belum di kenalnya. Ohhh… ternyata saya lah orang yang tak tau malu, bukan anak itu"
Sobat Souja,Â
Cerita di atas sekali lagi mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka dan meredam emosi. Berpikirlah dengan jernih dan selalu berpikiran positif.Â
Elin Septianingsih