Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Scroll To Continue With Content
https://www.instagram.com/megacareerexpo/

Kisah Inspiratif: Telur Emas Mukidi

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Telur Emas Mukidi
Seperti biasa  pak Mukidi yang rajin memelihara angsa-angsa di peternakannya yang sederhana, bangun dari tidur bergegas menuju kandang-kandang angsanya untuk segera mengumpulkan telur-telur yang dihasilkan ternaknya hari itu. Betapa terkejutnya pak Mukidi ketika mendapati sebutir telur berwarna kuning keemasan dari salah seekor angsa tua di kandang paling ujung. 


“Siapa yang pagi-pagi bercanda nih?. Mungkinkah ini sebuah telur dari emas”, gumamnya dalam hati sambil memungut telur keemasan tadi. 


Lama dia berpikir mencari logika terhadap apa yang terjadi dengannya pagi itu, sambil terus memandangi telur keemasan itu. Merasakan beratnya, mengetuk-ngetukkannya pada batu, menggores-goreskannya, sampai pada suatu keyakinan dalam hati pak Mukidi bahwa dia harus segera memastikan benda apa itu. Bergegas dia menuju ke tempat ahli logam tak jauh dari rumahnya, meminta sang ahli logam untuk menganalisa benda yang dia temukan pagi itu.


Sang ahli logam mengambil loopnya, yang kemudian mencermati telur keemasan yang diterimanya. Beberapa saat kemudian dia memandangi pak Mukidi, sambil menyerahkan telur tersebut dan berkata, 


“Anda benar-benar kaya! Ini adalah emas murni 24 karat berbentuk bulat telur dengan berat hampir satu kilogram..!”.


Setengah tak percaya pak Mukidi kemudian meminta sang ahli logam untuk menukar telur emas tersebut dengan uang sesuai dengan taksiran harganya. Segepok uang yang diterimanya kemudian segera dibelanjakan segala barang yang dia impikan selama ini , pakaian-pakaian  bagus dan mahal, perabot-perabot mahal, dan sebagainya. Pada keesokan harinya, karena masih banyak sisa uang untuk hidupnya hari itu, dengan langkah malas dia menuju ke kandang angsanya untuk memunguti telur-telur hasil pada hari itu. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kejadian telur emas kemarin hari akan berulang lagi pada hari itu. Dan benar dia kembali menemukan telur emas pada angsa yang sama. Bergegas dia berlari menuju kota untuk kembali menjual telur tersebut.


Esok paginya lagi setelah bangun pagi, dengan berharap-harap cemas dia kembali menuju angsa tua petelur emas. Dan benar! Kembali sang angsa mempersembahkan satu telur emas lepada pak Mukidi. Hal yang sama terjadi esok paginya, esok paginya, dan seterusnya, sehingga membuat pak Mukidi menjadi rajin bangun pagi-pagi sekali untuk sekedar segera mendapat telur emas dari angsa tua itu. Dalam waktu singkat, kehidupan pak Mukidi pun berubah.


Si angsa tua juga sudah diberi tempat khusus di sebelah kamar tidur pak Mukidi agar telur emas hasil si angsa tua tiap pagi tidak dicuri orang dan dengan mudah dapat segera diambil oleh pak Mukidi untuk dijual. Rumahnya kini telah berubah menjadi begitu mewah. Lama kelamaan timbulah sifat tamak dari pak Mukidi.


“Mengapa saya harus menunggu satu butir telur emas setiap harinya dari si angsa tua. Betapa bodohnya saya. Isi perut angsa tua itu pastilah penuh dengan emas, kenapa tidak sekarang saja saya ambil semuanya, sehingga saya tidak perlu susah-susah menunggu tiap pagi, serta dalam sekali waktu saya sudah bisa dapatkan semua.”, begitulah pikir pak Mukidi.


Diambilnya sebilah pisau tajam, lalu dibelahlah dada si angsa tua. Tapi apa yang terjadi? Tak ada secuil pun telur emas di dalam perut si angsa tua. Dan yang lebih buruk, si angsa tua saat itu juga mati digenggamannya. Telur emas tiap pagi pun tinggal kenangan.


Sobat Souja, 


Bisa jadi kita sebagai manusia yang memiliki keahlian, ketrampilan, pengetahuan, semangat, keberanian adalah manusia-manusia yang akan selalu menghasilkan telur emas-telur emas setiap harinya. Dan hari demi hari kita selalu bangga akan telur emas yang kita hasilkan. Tapi yakinkah kita akan selalu ada telur emas ketika kita justru mulai tidak begitu menghiraukan angsa-angsa kita. 


Ketika kita lupa untuk memperhatikan kesehatan fisik diri kita, ketika kita mulai mengabaikan kesehatan rohani kita, ketika kita melalaikan sumber daya manusia di keluarga kita. Itulah yang saya selalu coba untuk mengingatkan diri saya, bahwa untuk menjamin selalu adanya telur emas, begitu penting usaha untuk memberdayakan diri dan keluarga kita.


Sumber: Telur Emas’dari Diri dan Keluarga oleh Pitoyo Amrih. 
disarikan oleh https://ceritamukidi.wordpress.com/

Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel

https://www.instagram.com/megacareerexpo/
https://www.instagram.com/megacareerexpo/