Kisah Inspiratif: Jangan Congkak!
Mukidi dan Wakijan yang bersahabat sejak kecil bertemu lagi setelah puluhan tahun berpisah. Mukidi yang beruntung bisa melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi di
Jakarta , menjumpai Wakijan yang hanya bersekolah sampai SMP dan sekarang tinggal di Cilacap. Sebagai bentuk reuni mereka maka Wakijan yang berprofesi sebagai nelayan mengajak temannya untuk naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan.
“Apa kamu bisa bebahasa inggris?”, tanya Mukidi.
“Wah, terus terang saja aku tidak sempat belajar bahasa Inggris karena aku hanya belajar sampai SMP dan kemudian menjadi nelayan.” jawab Wakijan ringan dan malu-malu.“
"Rugi sekali kamu tidak bisa bahasa Inggris Jan, dengan bahasa Inggris kamu bisa mempelajari aneka ilmu, berkeliling dunia, merantau dan bisa menjadikan kamu kaya raya. Sebaliknya jika kamu tidak bisa bahasa Inggris berarti kamu sudah kehilangan 50% hidupmu. Kalau ilmu matematika kamu bisa nggak?”. Tanya Mukidi lagi dengan sombongnya.
“Apalagi ilmu matematika, kamu tentu tahu sendiri lah …….aku pasti tidak tahu banyak tentang Matematika”. kata Wakijan.
Sampai di tengah laut tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, ombak dan hujan bercampur angin lebat menerpa perahu kecil kedua sahabat tersebut. Melihat kondisi ini Mukidi sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.
“Tenang saja kawan, ombak ini tidak akan membinasakan kita. Ini biasa terjadi kalau cuaca seperti ini. Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini maka kita tinggal berenang beberapa ratus meter dari sini untuk sampai ke daratan.” celetuk Wakijan.
Mendengar ucapan itu Mukidi makin panik dan mendekap erat sahabatnya.
“Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu ini terbalik dan ombak menghempasakan kita di tengah laut.”
“Wah percuma dong kamu belajar sampai perguruan tinggi kalau tidak bisa berenang, kalau tidak bisa bahasa Inggris & Matematika tadi kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, kalau kamu tidak bisa berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu”.
Mukidi pun tertunduk malu dan terdiam seketika.
Sumber: https://ceritamukidi.wordpress.com/
Elin Septianingsih