Terima Kasih, anda telah berlangganan dengan Soulofjakarta.id, Anda akan menerima update informasi dari kami via email
Gagal
Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !
Scroll To Continue With Content
Sosok Ikonik, Pak Raden Wafat!
Copy to clipboard
Sosok yang sangat berjasa dalam dunia dongeng anak-anak era 90an, Suyadi atau biasa disapa Pak Raden, menghembuskan napas terakhirnya diusia 82 tahun, 30 Oktober 2015. Sebelum meninggal, Pak Raden sempat dirawat di ICU Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat. Sebelum meninggal dunia, kondisi kesehatan Pak Raden sempat menurun drastis sejak beberapa hari sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Nanang, pria yang sudah merawat pak Raden selama 39 Tahun.
Dilansir dari Liputan6.com, akhirnya diketahui penyakit yang diderita pria yang dikenal selalu berpakaian khas Jawa dengan blangkon dan kumis tebalnya itu yaitu infeksi pada paru. Hal itu yang membuat Pak Raden terlihat seperti menderita.
"Saya sempet menyaksikan beliau sesak napas. Saya kira terlalu gemuk, ternyata beliau menderita infeksi paru paru," kata Ratih Sanggarwati, keponakan Pak Raden, ditemui saat melayat dirumah duka di Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (31/10/2015).
Dari telusuran di dunia maya, seorang pemilik akun @adimodel mengabarkan, Jumat, Pak Raden tak sadarkan diri di RS Pelni karena infeksi paru-paru. "Mohon doa Pak Raden sedang tak sadar di RS Pelni krn infeksi paru2. Kondisi tdk sadar. Smg cepat pulih," tulis dia di Twitter.
Meski paru-parunya terinfeksi, pria yang gemar memelihara kucing itu tak mau terlihat sakit di depan saudara ataupun orang terdekatnya. Ia selalu mengatakan kalau kondisi kesehatannya sangat baik. Mendiang senantiasa menunjukkan tiada beban dalam hidupnya walaupun sesungguhnya kesulitan finansial tengah menderanya. Beliau pernah berniat ingin menjual lukisannya kepada Joko Widodo, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hasil penjualan lukisan sejatinya akan digunakan untuk biaya pengobatan.
Sementara itu, Pak Raden ingin sekali membuat pameran buku wayang dan biografi. Sayangnya, impiannya belum bisa terwujud karena Pak Raden telah menutup mata selamanya.
