Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Kisah Inspiratif: Misi Sederhana Wanita Penjual Nasi

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Misi Sederhana Wanita Penjual Nasi
Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Wanita ini memang dianggap sebagai malaikat penolong bagi para pekerja bangunan yang ingin menyantap makanan berporsi besar dengan harga yang sangat terjangkau. 


Ya, wanita ini adalah penjual nasi dan aneka masakan matang di sekitar proyek pembanguna apartemen mewah di sebuah kota. Bagi para pekerja bangunan tersebut, rasa adalah nomor kesekian, yang penting bersih, porsi dan variasinya banyak. Maklum mereka membutuhkan asupan makanan ekstra agar tenaga mereka terisi penuh. Sang mandor proyek memperhatikan kebiasaan para pekerja, akhirnya suatu saat ia ingin mencicipi masakan wanita itu. 


"Hmmm.. rasanya lumayan ya Mbak. Saya baru pertama kali makan disini. Kok Mbak menjual nasi harganya murah sekali, apa tidak takut merugi?" tanya Sang Mandor. 


"Ah, saya mah yang penting bisa untuk membiayai makan sehari-hari dan beli buat keperluan sehari-hari, Pak. Kasihan kuli-kuli itu kalau saya jual dengan harga mahal. Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka? Kalau bahan makanannya, jangan khawatir! Saya jamin semuanya segar, saya membelinya dalam jumlah banyak saat malam hari. Pas mobil pickup pengangkut sayuran baru datang. Jadi bisa murah," katanya sambil menunjukan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.


Sobat Souja, 


Betapa mulianya bila sebongkah misi kehidupan dipadukan dalam etos kerja yang luar biasa. Sebagaimana wanita diatas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankan demikian tugas kita dalam kerja; menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.


So inspiring! 

Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel