Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Scroll To Continue With Content
https://www.sambilanku.id/vmce/masuk

Ini Alasan Mengapa Dilarang Memakai Kendaraan Matic Saat Ke Bromo

Copy to clipboard copy-link
Ini Alasan Mengapa Dilarang Memakai Kendaraan Matic Saat Ke Bromo
Halo Sobat Souja, tahukah anda bahwa pengunjung Gunung Bromo disarankan tidak menggunakan kendaraan jenis matik. Selama ini sudah banyak kasus kendaraan baik roda dua maupun roda empat jenis matik yang terperosok, karena rem blong.


"Tidak disarankan penggunaan kendaraan matik. Selama seminggu terakhir ini saja sudah empat kali kejadian. Kendaraan matik terperosok," kata Tatag Hari Rudhana, Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).


Pihaknya sudah memberikan imbauan kepada para wisatawan di setiap pintu masuk agar tidak menggunakan kendaraan jenis matik. Kondisi sepanjang jalanan yang curam dan berliku membuat rem terus menerus bekerja. Sehingga dalam kondisi ekstrem rem akan blong.


"Kekuatan rem tidak bisa menjangkau dengan jalanan yang turun. Kita sudah menganjurkan, termasuk melalui website dan pengumuman di pintu masuk," katanya.


Kondisi serupa juga terjadi pada kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sepeda motor dengan rem cakram juga kerap terjadi blong, karena rem yang terlalu dipaksakan.


"Biasanya berhenti sebentar untuk mendinginkan, tetapi karena jalanan halus, pengendara tidak terasa. Sekitar 80 persen kejadian jenis kendaraan matik yang mengalami kecelakaan," katanya.


Kecelakaan juga dipicu karena pengendara yang tidak mengenal medan. Tidak hanya itu, kondisi pasir yang gembur juga patut diwaspadai. Sarmin, Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengungkapkan, masyarakat dapat menerima saran yang diberikan. Tetapi risikonya, pihaknya harus menyediakan area parkir dan penjaganya.


"Risikonya harus menyediakan area parkir dan penjaga. Sebentar saja 60 unit mobil matik diparkir di kantor," katanya.


Daerah yang patut diwaspadai, kata Sarmin meliputi Desa Ngadas dan Coban Trisula. Kondisi jalanan curam dan berkabut, sangat berbahaya terutama saat kondisi hujan. Begitupun kawasan Jemplang, Lautan Pasir dan wilayah Dingklik yang mengarah ke lautan pasir.


Perlu diwaspadai juga, kawasan Ranupane sampai Ireng-ireng, Pengolsapi, Bukit Teletabis yang terdapat jalur bekas sungai. Kawasan Widodaren yang sering terjadi kasus mobil terseret air. Kamis (21/7) besok dipastikan kawasan Bromo akan dipenuhi lautan manusia yang ingin menyaksikan Upacara Adat Kasada. Suhu berada di titik antara 8 sampai 10 derajat. Sehingga masyarakat disarankan mengenakan jaket tebal dan berlapis, serta menggunakan masker. Kondisi hotel di sekitar Bromo saat ini juga sudah penuh.
Rizal Aditya

Rizal Aditya

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel

https://www.sambilanku.id/vmce/masuk
https://www.sambilanku.id/vmce/masuk