Siap-Siap, Tiket Konser Yoasobi di Jakarta Dijual Besok
Kamis, 30 November 2023
Terima Kasih, anda telah berlangganan dengan Soulofjakarta.id, Anda akan menerima update informasi dari kami via email
Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !
Sobat Souja, menjadi korban book shaming sangatlah tidak mengenakkan. Kamu dapat merasa malu bahkan bodoh di hadapan orang yang mengolok-olok pilihan bacaanmu. Mulai sekarang, kamu tak perlu rendah diri akibat olok-olok orang lain. Sebagai pembeli dan pembaca, kamu sangat berhak memilih sendiri bukumu. Sebagai pedoman umum, dirimu dapat menerapkan lima tips di bawah ini. Gak usah malu ketahuan cuma suka membaca buku yang tipis.
Buku cetak yang tebal umumnya lebih mahal daripada buku dengan jumlah halaman yang lebih sedikit. Sesuaikan saja pilihan bukumu dengan bujet yang dimiliki. Daripada stok bacaanmu kosong, sah-sah saja untukmu membeli buku tipis yang harganya terjangkau.
Buku tebal yang menjadi incaranmu dapat dibeli bulan depan setelah kamu gajian. Akan tetapi, pertimbangan mana buku yang lebih murah juga bisa dilihat dengan membandingkan harga dan jumlah halaman secara lebih cermat.
Buku seharga 100 ribu rupiah dengan total halaman 300 menjadi jauh lebih murah daripada buku berharga 70 ribu rupiah dengan jumlah halaman 150. Tinggal kamu akan lebih fokus di harganya saja atau lebih memperhatikan jumlah halaman, kertas yang digunakan, dan hal-hal lainnya.
Dengan jumlah halaman yang lebih banyak, buku tebal umumnya mengupas suatu tema dengan lebih tuntas. Buku seperti ini cocok buat dimasukkan ke daftar pustaka dalam karya tulis ilmiah. Atau, sekadar membantumu mempelajari sesuatu secara lebih mendalam.
Meski begitu, hindari terjebak dalam anggapan bahwa buku tipis pasti berkualitas lebih rendah daripada buku tebal. Buku juga bisa menjadi tebal sekali kalau tidak melalui proses penyuntingan yang baik. Isinnya cenderung berputar-putar dan banyak informasi yang hanya diulang-ulang.
Tebal tipisnya buku yang hendak dibawa bepergian tak akan jadi soal kalau kamu penikmat ebook. Namun bila dirimu membawa buku cetak, buku yang tebal sepertinya bukan pilihan yang bagus. Untuk membawanya saja, kamu sudah butuh ruang lebih dalam tas. Apabila buku tertekan selama perjalanan, kemungkinan rusaknya menjadi lebih besar. Halaman-halamannya bisa sampai terlepas. Sementara itu, buku yang tipis bahkan bisa diselipkan di tas kecil.
Bukannya menarik, buku yang tebal malah akan terasa bertele-tele bagimu. Kamu tidak cukup sabar untuk membaca dari awal sampai akhir. Sayang juga kan, kalau dirimu sering melewatkan beberapa halaman sekaligus dan hanya mencari inti dari buku itu?
Buku tipis dapat menjadi pilihan supaya kamu betul-betul dapat membacanya sampai selesai. Apabila dirimu mampu membaca buku tipis hingga habis, kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Kamu bisa belajar atau menikmati kisah fiksi dengan totalitas.
Apakah penggemar buku tipis akan selamanya anti terhadap buku tebal? Tentu saja tidak karena membaca merupakan kegiatan yang amat fleksibel. Kamu bisa memilih buku tipis saat waktu membacamu gak banyak. Lalu buku tebal dipilih menjadi pengisi waktu luang selama libur panjang.
Lagi pula, berhasil menyelesaikan buku-buku tipis juga memberimu semangat untuk terus membaca. Rasa sukamu terhadap bacaan bakal meningkat. Tanpa kamu sadari, pilihan bacaanmu pun kian beragam. Termasuk menjajal membaca buku yang lebih tebal.
Sekali lagi, buku tebal maupun buku tipis sama-sama ditulis dan diterbitkan buat dibaca. Kamu tak perlu minder kalau buku pilihanmu selalu lebih sedikit halamannya daripada bacaan teman-teman. Membacalah dengan perasaan yang bebas.
Setelah FOMO, Kini Muncul Fenomena FOPO, Apa Itu?
5 Kafe Dekat Stasiun Balapan Solo, Pas Untuk Melepas Lelah Setelah Perjalanan
Menuju Konser Coldplay, Chris Martin Jalan-Jalan Nyeker di Jakarta!
5 Kue Tradisional yang Meriahkan Perayaan Natal di Indonesia
Yuk, Cek Mitos Seputar Tidur yang Salah Kaprah Ini!
Ingin Mengirim Hampers Natal pada Kerabat di Luar Kota? Yuk, Ikuti Tips Mengirimnya!