Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Kisah Inspiratif: Amarah yang Merugikan

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Amarah yang Merugikan
Pada suatu hari, seorang pengusaha kaya berkebangsaan Amerika Serikat pergi ke London untuk urusan pekerjaan. Sesampainya di London, ia segera singgah di sebuah restoran untuk mengisi perut. Setelah melihat ke sekeliling restoran, ia pun berteriak:


"Hei pelayan! Saya membeli makanan untuk semua orang yang makan di restoran ini sekarang, kecuali untuk orang hitam pojok sana!" seraya menunjuk seorang pria Afro-Amerika yang duduk di meja paling pojok. 


Lalu playan pun segera mengabulkan permintaan si pengusaha kaya dengan membagikan makanan gratis bagi para pengunjung kecuali untuk satu orang. Namun, alih-alih murka karena menerima perlakukan diskriminatif dari si pengusaha, lelaki Afro-Amerika itu malah tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Sontak saja, pengusaha pun marah karena merasa disepelekan. Teriakannya kini lebih lantang dibandingkan dengan yang pertama,


"Pelayan! Kali ini saya membeli bir dan makanan penutup 9desert untuk semua pengunjung, kecuali orang Afrika yang duduk di pojok sana!"


Kemudian pelayan mengambil lagi uang dari org itu dan mulai melayani makanan gratis dan anggur utk semua org di bar kecuali orang Afrika itu. Ketika pelayan selesai melayani makanan dan  minuman. Sekali lagi lelaki itu malah semakin memperlebar senyumannya dan kembali mengucapkan terima kasih. Pengusaha untuk sangat marah lalu bersandar ke depan counter dan berkata kepada pelayan,


"Ada apa dengan pria itu? Saya telah membeli makanan dan minuman untuk semua oran disini kecuali dia akan tetapi bukannya menjadi marah, dia malah terus tersenyum dan mengucapkan terima kasih, apa dia gila ataukah ada sesuatu dalam otaknya sehingga berbuat demikian?''


Pelayan tersenyum dan mengatakan,


"tidak, dia sama sekali tidak gila , dia adalah pemilik restoran ini,"


Seketika, si pengusaha pun menahan malu dan langsung bersimpuh di kaki pemilik restoran karena telah merendahkannya di hadapan para pengunjung. Wajahnya semakin merah padam ketika si pemilik restoran sama sekali tidak menghardiknya ataupun murka dengan perlakuan tidak sopan yang diterimanya meskipun sebenarnya ia berhak melakukannya dan mengusir si pengusaha dengan alasan tidak memiliki sopan santun. 


Sobat Souja, jauhi amarah karena hal tersebut akan menyakitkan dirimu sendiri, apabila kamu merasa benar, tidak perlu marah. Pun demikian, saat kamu merasa bersalah kamu pun tidak punya hak untuk marah. Hal-hal yang menurut kita baik, belum tentu pada hakikatnya baik pula. 

Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel