Gagal

Maaf Anda telah memasukkan alamat email yang tidak valid !

Kisah Inspiratif: Jangan Mengharapkan Durian Runtuh

Copy to clipboard copy-link
Kisah Inspiratif: Jangan Mengharapkan Durian Runtuh
Tersebutlah kisah, ada dua orang yang bersahabat baik. Keduanya berniat ingin mengubah nasib ke kota. Meski berteman sedari kecil, namun mereka memiliki sifat yang bertolak belakang, Leo, sangat pandai bergaul namun selalu mengandalkan bantuan orang lain, sedangkan Xiao merupakan pekerja keras. Keduanya berjanji untuk saling menjaga satu sama lain sesampainya di kota nanti. 


Singkat cerita, di tengah perjalanan menuju kota keduanya harus melawati hutan belantara. Karena kelelahan, mereka pun beristirahat di bawah pepohonan rindang. Tiba-tiba, ada jeritan meminta pertolongan. Sedikit ketakutan, mereka berdua pun mencari sumber suara tersebut. Setelah berjalan beberapa langkah, mereka dikejutkan oleh sebuah lubang menganga besar di tengah hutan. Mereka pun melongok ke dalam, sumber di mana suara minta tolong tadi berasal.


Ternyata di dalam lubang itu ada seorang pemuda. Agaknya ia terperosok ke dalam lubang jebakan bagi binatang buas. Kedua sahabat ini pun tanpa pikir panjang mencari akar untuk dijadikan tali, guna menolong si pemuda. Waktu pun berlalu begitu cepat, dalamnya lubang membuat pertolongan mereka belum menunjukkan hasil. Setelah ketiganya hampir putus asa, akhirnya pemuda berhasil diangkat. Saat itu matahari sudah terbenam. 


"Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku, kupikir hidupku sudah tamat. Sebagai ucapan terima kasih, saya akan mengantarkan kalian ke kota. Kebetulan rumahku juga disana. Aku akan memberikan sedikit balas jasa kepada kalian," ucap si pemuda. 


Dalam perjalanan, ketiganya terlibat percakapan yang cukup hangat. Dari sana, si pemuda mengetahui bahwa tujuan Xiao dan Leo adalah untuk mencari penghidupan yang layak. 


“Wah, kebetulan sekali. Ikutlah kalian denganku. Ayahku pasti akan mau membantu orang yang sudah menolongku,” sebut si pemuda.


Tak disangka-sang, rupanya di pemuda merupakan anak dari saudagar terpandang. Berburu adalah kesukaannya mengisi waktu luang, jadi peristiwa terpersok itu berkaitan dengan aktivitas perburuan. Sebagai ungkapan terima kasih, Leo dan Xiao diberikan pekerjaan oleh Ayah si pemuda. Leo yang pandai bergaul, pintar mengambil hati keluarga tersebut, terutama si pemuda anak mereka, sehingga ke mana-mana selalu berdua. Sayang, pekerjaan mereka berdua hanya sering bermain-main dan bersenang-senang. 


Sebaliknya, Xiao yang cenderung pendiam namun tekun bekerja, makin dipercaya untuk menangani urusan-urusan bisnis keluarga tersebut. Melihat kondisi tersebut, sang saudagar ingin memberi pelajaran kepada anaknya. 


“Anakku, suatu saat nanti kamu sebagai anak tunggal akan jadi pewaris usahaku. Nah, sebelum nanti kamu aku berikan tanggung jawab mengurus usaha ini, kamu harus aku uji. Tugasmu, sekarang coba kelola bisnis yang ada di pelabuhan. Pilih antara Leo atau Xiao untuk membantumu. Jika berhasil, semua usaha ini akan aku wariskan kepadamu. Sebaliknya, jika gagal, aku akan memberikan usaha ini kepada orang lain yang aku rasa paling tepat untuk meneruskan usaha ini. Aku memberimu waktu satu tahun,"


Mudah ditebak, si Pemuda lebih memilih Leo karena akrab dengannya. Sifat pemalas keduanya membuat bisnis di pelabuhan cenderung merugi. Setahun pun berlalu dengan sia-sia. Keduanya menghadap saudagar dengan kepala tertunduk lesu. 


"Sudah kuduga, semuanya tidak berjalan dengan lancar karena kalian hanya bermain-main bukan? Contohlah Xiao, meski pendiam, namun dia pekerja keras. Aku melihat potensi pada dirinya. Kali ini, kamu aku maafkan. Namun dengan syarat, kamu dan Leo harus belajar pada Xiao, bagaimana bekerja keras untuk bisa menciptakan keberuntungan-keberuntungan lain dalam hidupmu!”


Sobat Souja, 


Di sekitar kita mungkin ada orang yang senantiasa diliputi keberuntungan dalam hidupnya, Namun, ia terus berharap keberuntungan itu dialaminya sekali lagi. Ibarat durian runtuh, tentu buah itu tidak akan terjatuh tiba-tiba secara berulang-ulang. Kala kamu mendapatkan durian runtuh, cobalah untuk menggunakan kesempatan itu untuk sesuatu yang bermanfaat. Dengan demikian, apa yang kamu rasakan sebagai keberuntungan akan kembali menghampirimu. 
Elin Septianingsih

Elin Septianingsih

Artikel Terkait

Rekomendasi Artikel